Pertumbuhan ekonomi Indonesia capai 5,04% pada kuartal III 2025
![]() |
| Ilustrasi. |
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,04% pada kuartal III, sedikit melambat dari 5,12% pada kuartal sebelumnya. Laju pertumbuhan tersebut sejalan dengan konsensus analis.
Dengan kondisi tersebut, kuartal IV menjadi periode krusial untuk mencapai target pertumbuhan 5,2% tahun ini dan menjaga momentum menuju sasaran 5,4% pada 2026. Presiden Prabowo Subianto sebelumnya berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 8% pada 2029.
Perlambatan ini menjadi tantangan bagi pemerintah yang menargetkan peningkatan pertumbuhan hingga 8% pada 2029.
Menurut hasil jajak pendapat Reuters, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5% pada kuartal III, periode yang diwarnai oleh gelombang protes anti-pemerintah di berbagai daerah. Pergantian posisi menteri keuangan juga terjadi pada awal September, ketika ekonom beraliran pro-pertumbuhan, Purbaya Yudhi Sadewa, menggantikan Sri Mulyani Indrawati yang dikenal berhaluan konservatif.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB) Indonesia, sedikit melambat menjadi 4,89% dari 4,97% pada kuartal sebelumnya.
Sektor manufaktur, pertanian, dan perdagangan masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan, sementara sektor pertambangan justru mengalami kontraksi akibat menurunnya permintaan global terhadap batu bara serta penurunan produksi tembaga di wilayah Papua.
Salah satu penyebabnya adalah bencana lumpur yang terjadi pada September lalu di tambang emas dan tembaga besar di Papua, Freeport, yang menewaskan tujuh orang dan menghentikan operasi sejak saat itu.
Investasi juga tumbuh lebih lambat, yakni 5,04% secara tahunan, turun dari 6,99% pada kuartal sebelumnya yang merupakan level tertinggi dalam empat tahun terakhir. Pertumbuhan ini sebagian besar didukung oleh peningkatan investasi pada sektor mesin.
Sementara itu, belanja pemerintah meningkat 5,49% setelah mengalami kontraksi tipis pada kuartal sebelumnya.
Ekspor tumbuh kuat sebesar 9,91%, didorong oleh peningkatan pengiriman produk minyak nabati, baja, dan otomotif.
Secara kuartalan (tanpa penyesuaian musiman), pertumbuhan PDB Indonesia melambat menjadi 1,43% pada kuartal III. Pemerintah menyatakan perlunya langkah tambahan untuk mempercepat aktivitas ekonomi pada kuartal IV guna mencapai target tahunan.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa upaya peningkatan ekonomi perlu diperkuat di akhir tahun agar rata-rata pertumbuhan 5,2% dapat tercapai sesuai target pemerintah.
Sejak Juni, pemerintah telah meluncurkan paket stimulus senilai Rp24,44 triliun (sekitar USD 1,5 miliar), diikuti dengan pertumbuhan ekspor yang konsisten dari Juli hingga September, meskipun tarif 19% terhadap ekspor Indonesia ke Amerika Serikat mulai berlaku pada Agustus.
Untuk kuartal IV, pemerintah menyiapkan tambahan stimulus hampir USD 3 miliar, sementara Bank Indonesia telah memangkas suku bunga dalam tiga pertemuan berturut-turut sebelum menahan kebijakan pada bulan lalu.
Airlangga menilai stimulus yang ada sudah memadai. Sejumlah analis memperkirakan masih ada ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2025 dapat mencapai 5,67% secara tahunan (YoY). Dengan capaian tersebut, pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2025 diproyeksikan berada di kisaran 5,2% YoY, sejalan dengan target pemerintah.
Optimisme ini didorong oleh berbagai stimulus yang digulirkan pemerintah menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru, yang diharapkan mampu meningkatkan konsumsi masyarakat serta aktivitas ekonomi di berbagai sektor.
Sejumlah indikator menunjukkan adanya tanda-tanda pemulihan ekonomi, antara lain meningkatnya pertumbuhan uang beredar (M2), pertumbuhan kredit perbankan, serta tren ekspansif pada Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.

Gabung dalam percakapan