Inflasi Indonesia Mei 2024 Capai 2,84% YoY: Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau Jadi Penyumbang Terbesar
Inflasi tahunan Mei 2024 mencapai 2,84% turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 3%. |
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi tahunan Indonesia pada Mei 2024 mencapai 2,84% yoy, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,37. Laporan ini menunjukkan adanya penurunan laju inflasi jika dibandingkan dengan bulan April yang mencapai 3,00% yoy.
Tingkat inflasi Mei 2024 di bawah ekspektasi konsensus 2,94% dan masih dalam rentang target inflasi BI 2,5±1%.
Provinsi Papua Tengah mencatat inflasi yoy tertinggi sebesar 5,39% dengan IHK mencapai 110,25. Sebaliknya, inflasi terendah tercatat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Sulawesi Barat yang masing-masing sebesar 1,25% dengan IHK 104,27 dan 105,46.
Untuk tingkat kabupaten/kota, Kabupaten Nabire di Papua Tengah mengalami inflasi tertinggi sebesar 7,58% dengan IHK 112,25. Di sisi lain, Kabupaten Majene di Sulawesi Barat mencatat inflasi terendah sebesar 0,63%dengan IHK 105,87.
Menariknya, Kabupaten Bangka Barat justru mengalami deflasi yoy sebesar 0,09% dengan IHK 102,47.
Inflasi tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu:
- Kelompok makanan, minuman, dan tembakau: 6,18%
- Kelompok pakaian dan alas kaki: 1,10%
- Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 0,54%
- Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga: 0,85%
- Kelompok kesehatan: 2,06%
- Kelompok transportasi: 1,34%
- Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya: 1,60%
- Kelompok pendidikan: 1,71%
- Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran: 2,51%
- Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya: 4,99%
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,16%.
Kemudian, secara bulanan (mtm), Indonesia justru mengalami deflasi pada Mei 2024 sebesar 0,03% (Vs April inflasi 0,25%). Sementara itu tingkat inflasi secara year to date (ytd) pada Mei 2024 mencapai 1,16%.
Sedangkan tingkat inflasi komponen inti Mei 2024 mencapai 1,93% yoy, inflasi mtm sebesar 0,17%, dan inflasi ytd sebesar 1,04%.
Investor menyambut sentimen penurunan laju inflasi di bulan Mei 2024 secara positif.
Pada sesi perdagangan 3 Juni 2024, IHSG berhasil rebound kembali ke level 7.000 setelah minggu lalu mengalami kontraksi ke area 6.900. Dalam sepekan perdagangan akhir bulan Mei, kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok hingga -4,35%, menjadi Rp 11.825 triliun.
IHSG ditutup di level 7.036.19, naik +0,94% atau 65.45 poin. Nilai perdagangan pasar reguler mencapai Rp 9,77 triliun dengan volume mencapai 165,83 juta lot dan frekuensi perdagangan mencapai 951.77 ribu kali.
Meskipun market merespons penurunan inflasi secara positif, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berada di level Rp 16.200, per 3 Juni 2024.
Akibatnya, Bank Indonesia diprediksi akan tetap menahan suku bunga acuan di level 6,25% meskipun tingkat inflasi telah melunak. Hal ini diperlukan untuk menahan laju pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Baca juga: Pertamina Geothermal (IDX:PGEO) Bakal Bagi Dividen USD 128,4 Juta: Setara Rp 47,8 per Lembar Saham!
Gabung dalam percakapan