Selamat datang di TokoKata! Tempat belajar investasi dan memperluas wawasan dunia! Follow kami di Google News!

Saham Telkom Indonesia (IDX:TLKM) Longsor: Apa Penyebabnya?

Penurunan kinerja keuangan, sentimen negatif akibat kebijakan ekonomi hawkish AS, dan ketegangan geopolitik sebabkan harga saham TLKM terjun!
Tangkapan layar Stockbit pergerakan harga saham TLKM.
Tangkapan layar Stockbit pergerakan harga saham TLKM.

Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) terpantau mengalami koreksi yang signifikan. Secara year-to-date, dari awal tahun 2024 hingga hari ini (19/4), harga saham TLKM telah mengalami penurunan lebih dari -20%.

Pada sesi perdagangan hari ini, Jumat 19 April 2024, TLKM ditutup di level 3.150, turun 100 poin atau -3,08%.

Saham TLKM sempat sentuh harga penutupan tertingginya di tahun 2024 di level 4.210 pada tanggal 20 Februari lalu. Namun, alih-alih breakout menuju all time high-nya, saham TLKM justru meninggalkan area 4.000 dan terus melemah. Penurunan terparah terjadi sejak bulan Maret.

Baca juga: Dayamitra Telekomunikasi MTEL Cetak Laba Bersih Rp 521 Miliar Pada Q1 2024 Naik 3,98%!

Dalam jangka waktu sebulan, dari tanggal 20 Maret hingga 19 April, investor asing tercatat melakukan net sell dengan nilai total jumbo sebesar Rp 3,79 triliun. Foreign outflow yang sangat deras ini membuat harga saham TLKM tak berdaya.

Hal ini tentu saja membuat investor bertanya-tanya: ada apakah gerangan dengan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini?

Padahal, saham Telkom merupakan salah satu saham Blue Chip yang sangat diandalkan di IHSG.

Sebagai market leader dengan 159,3 juta pelanggan, TLKM selalu jadi pilihan utama pelengkap portofolio.

Pertumbuhan perseroan dari tahun ketahun terbilang konsisten. Telkom selalu mencetak laba, bahkan di era Covid-19 sekalipun, dan rutin membagikan dividen tahunan. Payout ratio dividennya pun selalu menarik, dikisaran 60% hingga 80%.

Lalu, kenapa harga sahamnya justru longsor? Faktor apa sajakah yang membuat TLKM ditinggalkan investornya? 

Berikut ini beberapa sentimen yang ikut berkontribusi pada penurunan harga saham TLKM pada awal Q2 2024!

Penurunan Performa Fundamental

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 6,05 triliun pada Q1 2024, turun -5,78% dari laba tahun Q1 2023, Rp 6,45 triliun. EPS-nya menjadi Rp 61,10 per lembar sahamnya.

Laba tesebut setara dengan 22,9% estimasi konsensus total laba FY2024.

Secara quarter y-on-y, pendapatan TLKM naik tipis +3,71%, yaitu sebesar Rp 37,42 triliun.

Realisasi perolehan laba yang underwhelming tersebut disambut negatif oleh investor. Penurunan performa TLKM tidak lepas dari adanya kerugian atas investasi yang belum direalisasikan, yang nilainya mencapai Rp 403 miliar.

Beberapa pos beban TLKM juga terpantau meningkat. Beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi naik 4,92% y-on-y serta beban interkoneksi yang membengkak 22,75% y-on-y.

Laporan Laba Rugi TLKM Q1 2024.
Laporan Laba Rugi TLKM Q1 2024.

Sinyal penurunan kinerja TLKM sebenarnya sudah terlihat sejak FY2023. 

Menurut laporan keuangan FY2023, Telkom Indonesia berhasil mencetak laba sebesar Rp24,6 triliun, atau naik sebesar +18.3% year-on-year.

Namun kenaikan laba ini ternyata masih di bawah estimasi konsensus yang memproyeksikan laba TLKM untuk 2023 sebesar Rp25,7 triliun. Dengan kata lain, realisasi laba TLKM hanya sebesar 95,5% dari estimasi.

Pendapatan tahun 2023 hanya tumbuh +1,3% y-on-y menjadi 149,2 triliun rupiah. Kemudian, beban usaha naik +2,8% YoY, sehingga margin laba usaha turun menjadi 30,2% (vs. 2022: 31,2%).

Pertumbuhan laba bersih TLKM pada 2023 ditopang oleh penurunan kerugian atas investasi menjadi 748 miliar rupiah (vs. 2022: rugi 6,4 triliun rupiah).

Baca juga: Begini Cara Transfer Uang Beda Bank Biar Gratis: Pakai Flip! Beneran Bebas Biaya Admin!

Tingginya Suku Bunga Amerika Serikat 

Rilis data inflasi Amerika Serikat kembali melampaui ekspektasi. Paman Sam mencatat inflasi sebesar 3,5% YoY pada Maret 2024 (vs. Februari 2024: inflasi 3,2%), melampaui ekspektasi konsensus di level 3,4%.

Angka ini menandai rilis data inflasi AS yang lebih tinggi dari ekspektasi selama tiga bulan berturut-turut sejak Januari 2024, sehingga kembali menguatkan narasi higher for longer rates. Market memperkirakan bahwa The Fed baru akan mulai memangkas suku bunga pada 3Q24, lebih lama dibandingkan ekspektasi sebelumnya yang memperkirakan pemangkasan suku bunga akan dimulai pada Juni 2024. 

Pidato Jerome Powell, ketua Federal Reserve AS, pada tanggal 16 April lalu memperkuat prediksi tersebut.

Akibatnya, investor lebih memilih instrument investasi yang lebih aman, seperti obligasi pemerintah AS dan mengakumulasi emas untuk melindungi nilai kekayaan. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terus menanjak dari level 4,2% pada akhir Maret 2024 menjadi 4,6%.

Saham blue chip, termasuk TLKM, terkena imbasnya. Dengan dividen yield yang mungkin bisa berada dibawah obligasi AS, sahamnya menjadi tidak begitu menarik. Selain itu, kuatnya dolar mengakibatkan rupiah melemah hingga lebih dari 4% sejak awal tahun 2024, membuat saham TLKM makin tidak berdaya. Rupiah sempat sentuh level 16.300 per dolar di bulan April.

Investor asing lebih memilih obligasi pemerintahan AS daripada berinvestasi di instrumen saham yang lebih berisiko.

Ketegangan Geopolitik Iran versus Israel

Breaking news serangan balasan Israel ke Iran.
Breaking news serangan balasan Israel ke Iran.

Pada hari Sabtu, 13 April 2024, Iran melancarkan serangan ke Israel. Serangan Iran ke Israel ini merupakan aksi balasan atas pengeboman konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024. 

Pengeboman tersebut menewaskan beberapa komandan senior Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran.

Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal balistik ke arah Israel pada hari Sabtu (20/04/2024). Pihak Israel mengklaim bahwa 99% drone dan rudal Iran berhasil ditembak jatuh sebelum mengenai sasaran.

Para pemimpin dunia, di antaranya Presiden AS, Joe Biden, meminta Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel untuk tidak membalas serangan Iran tersebut untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

Kemudian, pada tanggal 19 April 2024, Israel melancarkan serangan balasan dengan melakukan pengeboman di area Kota Isfahan, Iran. 

Menurut Reuter, untuk saat ini Iran sepertinya tidak akan melakukan eskalasi lebih lanjut.

Tensi geopolitik di Timur Tengah ini membuat investor was-was untuk berinvestasi saham. Investor lebih memilih menyimpan uangnya dalam bentuk emas. 

Harga emas dunia terus mencetak rekor dan menembus level di atas 2.400 per troy ons, naik lebih dari +10% y-to-d.

Saham blue chip, terutama TLKM menjadi kurang diminati dan mengakibatkan harganya jatuh. Akan tetapi, jika Iran memilih untuk tidak meneruskan konflik dengan Israel, maka hal tersebut bisa membalikan keadaan.

Baca juga: Analisis Estimasi Pergerakan Harga Saham Bank Syariah Indonesia (IDX:BRIS) di Tahun 2024!

Valuasi TLKM: Apakah Sahamnya Sudah Undervalue?

Rating Analis untuk saham TLKM di tahun 2024
Rating Analis untuk saham TLKM di tahun 2024.

Setelah ditutup di angka 3.150 pada hari ini (19/4), valuasi saham TLKM menjadi terlihat cukup menarik.

Price to earning ratio (PE) TLKM menjadi 12,9 (TTM), bergerak di luar standar deviasinya. Padahal dalam jangka waktu 3 tahun terakhir rata-rata PE TLKM adalah sebesar 17,25.

Sedangkan jika ditinjau dari rasio price to book value, PBV saham TLKM bergerak di area 2,20. Angka tersebut berada dibawah rata-rata PBV 3 tahun terakhir yang berada dikisaran 3,30.

Berdasarkan pada pergerakan PE dan PBV, maka saham TLKM saat ini memang berada di luar harga wajarnya dan tergolong undervalue.

Untuk tahun 2024 ini, analis telah menetapkan estimasi pendapatan TLKM sebesar Rp 155,79 triliun dan laba bersih sebesar Rp 26,40 triliun atau setara dengan EPS Rp 266,43.

Terdapat 35 analis memberikan rating "Buy" dan 3 analis memberikan rekomendasi "Hold" dengan target terendah Rp 3.800 dan target tertinggi Rp 4.382.

Namun, investor yang ingin masuk perlu waspada mengingat tekanan jual oleh asing yang masih sangat kuat. Harga saham TLKM diperkirakan masih akan mengalami penurunan.

Baca juga: Harga Emas Capai Level Tertingginya Didorong Oleh Tiga Sentimen Ini! Saham ANTM Laris Manis

Tentang Penulis

Shoffan M. adalah seorang lulusan Sarjana Akuntansi dari Universitas Jenderal Soedirman yang saat ini bekerja sebagai content writer di sebuah perusahaan swasta. Dia juga merupakan seorang investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pengamat perkembangan pasar modal Indonesia. Follow penulis di Stockbit!

Disclaimer

Penyebutan nama saham tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus, buruk, atau pun rekomendasi jual, beli, atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja masa lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. 

Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. 

Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi. Penulis tidak menanggung kerugian dan tidak bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi akibat dari membaca artikel ini.

Professional content writer, copywriter, and owner of TokoKata. Passionate blogger and SEO enthusiast. Practicing my bachelor's degree in accounting at the Indonesian Stock Exchange.