Selamat datang di TokoKata! Tempat belajar investasi dan memperluas wawasan dunia! Follow kami di Google News!

Bank Rakyat Indonesia (IDX:BBRI) Raih Laba Bersih Rp 15,9 Triliun Pada Kuartal I 2024: Kualitas Aset Memburuk!

Pada kuartal I 2024, kualitas pembiayaan BBRI mengalami penurunan dan mencatat NPL hingga 3,11%. Akibatnya laba bersih di bawah ekspektasi konsensus!

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 15,9 triliun (-1,4% QoQ, +2,5% YoY) pada 1Q24.

Hasil tersebut di bawah ekspektasi konsensus karena hanya setara 23,6% dari estimasi FY24F konsensus yang mencapai Rp 67,4 triliun.

Pada kuartal pertama 2024, BBRI mencatatkan kenaikan Net Interest Income (NII) menjadi Rp 36 triliun (+5,8% QoQ, +9,7% YoY), dengan Pre-Provision Operating Profit (PPOP) naik menjadi Rp 30,7 triliun (+12,5% QoQ, +22,2% YoY).

Kinerja BBRI pada 1Q24 ditekan oleh beban provisi yang melonjak menjadi Rp 10,7 triliun (+60% QoQ, +91% YoY).

Lonjakan beban provisi ini merupakan konsekuensi dari pembengkakan Credit Cost dari level ~2,4% pada 1Q23 dan FY23 menjadi 3,8% pada 1Q24, jauh di atas guidance manajemen pada awal tahun yang menargetkan di kisaran 2,2–2,3%.

Baca juga: 

Penurunan Kinerja Saham BBRI Pada 1Q2024

Dari segi operasional, kredit disalurkan oleh BBRI tumbuh +10,9% YoY, sedikit di bawah guidance yang disampaikan manajemen pada awal tahun 2024 yang menargetkan pertumbuhan +11–12%.

Dana pihak ketiga (DPK) meningkat +12,8% YoY, didorong oleh peningkatan CASA (+7,8% YoY) dan deposito (+22% YoY).

Loan-to-Deposit Ratio (LDR) turun ke level 83,3% (vs. FY23: 84,2%)

Non-Performing Loan (Gross) naik menjadi 3,11% (vs. 1Q23: 2,86%, FY23: 2,95%).

Manajemen BBRI sendiri melakukan revised down untuk beberapa guidance yang telah diberikan awal tahun, yakni:

  • Loan Growth: dari +11–12% menjadi +10–12%.
  • NIM: dari 7,9–8% menjadi 7,6–8%.
  • Credit Cost: dari 2,2–2,3% menjadi maksimal 3%.
  • NPL: dari 2,7–2,9% menjadi di bawah 3%.

Dikutip dari Stockbit Snip, berdasarkan penjelasan manajemen BBRI dalam analyst meeting pada Kamis (25/4), peningkatan Credit Cost selama 1Q24 didorong penurunan kualitas aset, yang disebabkan oleh 3 hal

  • Akselerasi dalam downgrade kredit
  • Inflasi tinggi pada makanan
  • Efek El Nino.

Pemburukan kualitas aset utamanya terjadi di segmen mikro dan usaha kecil, di mana NPL segmen mikro naik menjadi 2,7% (vs. 1Q23: 2,2%), sedangkan segmen usaha kecil naik menjadi 5,44% (vs. 1Q23: 4,45%).

Harga saham BBRI mengalami penurunan sebesar 75 poin atau -1,44% per Kamis (25/4/2024) dan ditutup di level 5.150.

Baca juga: Begini Cara Transfer Uang Beda Bank Biar Gratis: Pakai Flip! Beneran Bebas Biaya Admin!

Sedangkan secara year-to-date, harga saham BBRI telah mengalami penurunan sebesar -9,25% per (25/4/2024). Menurut analis dari Stockbit, penurunan kinerja keuangan BBRI telah diantisipasi oleh market.

Penurunan harga saham tersebut dapat menjadi kesempatan bagi investor untuk dapat membeli BBRI dengan valuasi yang lebih wajar. Hal ini mengingat valuasi saham BBRI saat ini berada di 11x Forward P/E Ratio dan di bawah -2 Std. Deviation historisnya dalam 3 tahun.

Namun, investor tetap perlu waspada terhadap penurunan kualitas kredit BBRI, terutama dengan adanya kenaikan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25%

Download slide presentasi lengkap Financial Update BBRI 1Q2024!

Professional content writer, copywriter, and owner of TokoKata. Passionate blogger and SEO enthusiast. Practicing my bachelor's degree in accounting at the Indonesian Stock Exchange.