Selamat datang di TokoKata! Tempat belajar investasi dan memperluas wawasan dunia! Follow kami di Google News!

Dayamitra Telekomunikasi MTEL Cetak Laba Bersih Rp 521 Miliar Pada Q1 2024 Naik 3,98%!

Tumbuh 3,98%, MTEL bukukan laba bersih Rp 521 miliar di kuartal I tahun 2024. Efek akuisisi tower dan fiber optik pada tahun 2023 belum terasa?
mitratel kuartal pertama 2024
Menara komunikasi MTEL. Sumber: Website Mitratel

Perusahaan penyedia tower BTS, Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel (IDX:MTEL) membukukan laba bersih pada kuartal pertama 2024 sebesar Rp 521 miliar, naik 3,99% dari kuartal pertama 2023, Rp 501 miliar.

Dari sisi top line, pada Q1 2024 MTEL berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 2.206 triliun, naik 7,33% (quarter year-on-year) dari Rp 2.055 pada tahun sebelumnya.

Sebanyak 52,56% pendapatan MTEL datang dari pihak berelasi PT Telekomunikasi Selular dan 1,38% bersumber dari induk MTEL, PT Telkom Indonesia Tbk (IDX:TLKM).

Baca juga: Saham Telkom Indonesia (IDX:TLKM) Longsor: Apa Penyebabnya?

Kemudian, MTEL mencatat pendapatan dari PT Indosat Tbk (IDX:ISAT) dan PT XL Axiata (IDX:EXCL) masing-masing sebesar Rp 450 miliar (20,38% dari total pendapatan) dan Rp 273 miliar (12,36% dari total pendapatan).

ISAT dan EXCL merupakan pelanggan utama MTEL dari pihak ketiga non-relasi. Pendapatan dari ISAT dan EXCEL masing-masing naik sebesar 33,28% dan 34,28% (quarter y-on-y).

Naiknya laba bersih MTEL tidak lepas dari kemampuan perseroan menurunkan beban operasional (tidak termasuk beban amortisasi dan depresiasi) di kuartal I 2024. Beban operasional MTEL mengalami penurunan sebesar 3,84% (quarter y-on-y), dari Rp 379 miliar menjadi Rp 365 miliar.

Penurunan beban operasional ini terjadi akibat efisiensi beban perencanaan, operasional, dan pemeliharaan menara telekomunikasi yang mengalami penurunan hingga 19% (quarter y-on-y), dari Rp 129 miliar menjadi Rp 105 miliar.

Baca juga: Breakout Alert! Pertamina Geothermal (PGEO) Berhasil Keluar Dari Trend Sideways: Waktunya Swing?

Profitabilitas MTEL Pada Q1 2024

Pada kuartal pertama 2024, MTEL berhasil mencetak Gross Profit Margin (GPM) 49,33%, Operating Profit Margin (OPM) sebesar 42,21%, dan Net Profit Margin (NPM) sebesar 23,62%.

Kemudian, MTEL mencatat Return on Assets (ROA) sebesar 3,54% (TTM) dan Return on Equity (ROE) sebesar 5.91% (TTM).

Dari sisi solvensinya, MTEL mencatat debt to equity ratio (DER) sebesar 0,54 mengindikasikan bahwa komposisi hutang terhadap permodalan MTEL masih cukup aman.

Selain itu, MTEL membukukan aset sebesar Rp 57,31 triliun, termasuk di dalamnya adalah kas sebanyak Rp 1,34 triliun. Pada kuartal pertama 2024, MTEL berhasil mendapatkan kas sebanyak Rp 4,06 triliun dari aktivitas operasionalnya.

Kemudian MTEL membukukan liabilitas Rp 22,83 triliun yang di dalamnya termasuk total hutang sebesar Rp 18,39 triliun. Hutang jangka pendek dan jangka panjang MTEL masing-masing sebesar Rp 6,73 triliun dan Rp 11,66 triliun.

Earnings per share (EPS) MTEL pada kuartal I 2024 adalah Rp 6 per lembar sahamnya.

Baca juga: Telkom Indonesia (TLKM) Cetak Laba Rp24.6 Triliun Selama 2023: Ini Bocoran Potensi Dividen-nya!

Update Valuasi MTEL Kuartal I 2024

Tangkapan layar Stockbit pergerakan MTEL sejak awal Januari.
Tangkapan layar Stockbit pergerakan MTEL sejak awal Januari.

Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia hari Rabu, 17 April 2024, saham MTEL ditutup di level 595. Saham MTEL sempat menyentuh all time low-nya, 590.

Berdasarkan pada harga penutupan tersebut, maka price to earning (PE) annualized MTEL menjadi 23,86 dan forward PE ratio-nya menjadi 23,35.

Kemudian, price to book value (PBV) MTEL menjadi 1,44 dan nilai bukunya adalah Rp 412,72 per lembar sahamnya.

Jika dibandingkan dengan dengan rata-rata PE dan PBV industri sebesar 17,11 dan 1,39, maka valuasi MTEL masih cukup premium, di atas harga wajarnya.

Jika dibandingakn dengan TOWR, perusahaan yang juga berkecimpung dibidang penyediaan menara telekomuniasi, MTEL masih tergolong murah jika melihat metriks PBV TOWR, yang berada di level 2,48.

Walaupun telah mencapai harga terendahnya sejak IPO, MTEL masih berpotensi untuk mengalami penurunan harga.

Baca juga: Analisis Estimasi Pergerakan Harga Saham Bank Syariah Indonesia (IDX:BRIS) di Tahun 2024!

Prospek MTEL Kedepannya

Secara fundamental, MTEL memilik kinerja yang cukup solid. Akan tetapi investor perlu waspada dengan pelemahan harga saham akibat foreign outflow dan sentimen negatif eksternal.

MTEL sebagai perusahaan infrastruktur mengandalkan pembiayaan eksternal untuk melakukan ekspansi. Sementara itu, tingkat suku bunga diprediksi akan tetap tinggi di sepanjang tahun 2024. Tingginya suku bunga tersebut berpotensi membebani perseroan.

Di sisi lain, pemerintahan Singapura yang merupakan pemegang 5,36% saham MTEL terpantau masih melakukan penjualan sejak tahun 2022. Hal ini dapat mengakibatkan harga saham MTEL terkonsolidasi karena presentase free float saham yang dipegang oleh ritel menjadi lebih besar.

Meskipun demikian, agresivitas MTEL dalam hal ekspansi akuisisi tower bisa menjadi daya tarik tersendiri. Pada tanggal 1 Desember 2023 lalu, MTEL melaporkan telah mengakuisisi 803 menara milik PT Gametraco Tunggal dengan nilai Rp 1,75 triliun.

Hingga akhir tahun 2023, MTEL tercatat memiliki 38.014 menara dengan tenancy ratio 1,51. MTEL adalah perusahaan pemilik menara telekomunikasi terbanyak di Asia Tenggara.

Penyebaran menara yang dimiliki Perseroan terdiri dari 42% berlokasi di Jawa dengan jumlah menara sebanyak 15.777 menara dan sisanya 58% atau 22.237 menara berada di luar Jawa.

MTEL juga memperluas portofolio di sektor fiber optic, sebagai new growth engine, dengan menambah 15.880 kilometer sepanjang tahun 2023 dan menjadikan total panjang fiber optic yang dimiliki  pada tahun 2023 sebesar 32.521 kilometer.

Meskipun gencar memperbesar portofolio bisnisnya, pertumbuhan laba bersih MTEL masih belum terlihat impressive, hanya naik 3,89% di kuartal pertama 2024.

MTEL merupakan perseroan pertama yang merilis laporan keuangan Q1 2024!

Tentang Penulis

Shoffan M. adalah seorang lulusan Sarjana Akuntansi dari Universitas Jenderal Soedirman yang saat ini bekerja sebagai content writer di sebuah perusahaan swasta. Dia juga merupakan seorang investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pengamat perkembangan pasar modal Indonesia. Follow penulis di Stockbit!

Disclaimer

Penyebutan nama saham tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus, buruk, atau pun rekomendasi jual, beli, atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja masa lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. 

Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. 

Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi. Penulis tidak menanggung kerugian dan tidak bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi akibat dari membaca artikel ini.

Professional content writer, copywriter, and owner of TokoKata. Passionate blogger and SEO enthusiast. Practicing my bachelor's degree in accounting at the Indonesian Stock Exchange.