Ekonomi AS Menyusut -0,3% pada Kuartal Pertama 2025: Rupiah Meroket!

Dampak menyusutnya PDB Amerika, rupiah menguat!

Ekonomi Amerika Serikat mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir pada kuartal pertama 2025. Produk Domestik Bruto (PDB) AS tercatat menyusut sebesar -0,3% di Q1 2025.

Angka penurunan PDB tersebut jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan 0,3%, berdasarkan estimasi awal. Sebelumnya, pada kuartal IV 2024, PDB AS masih tercatat positif tumbuh 2,4%. 

Penurunan ini terutama disebabkan oleh lonjakan impor sebesar 41,3%, menyusul aksi penimbunan barang oleh pelaku usaha dan konsumen yang mengantisipasi kenaikan harga akibat serangkaian kebijakan tarif baru dari pemerintahan Trump.

Sementara itu, pertumbuhan belanja konsumen melambat menjadi 1,8%. Angka tersebut menunjukan tingkat terendah sejak kuartal kedua 2023.

Baca juga: Naik 10,05%, Laba BSI (BRIS) Jadi Rp 1,87 Triliun di Q1 2025: Lanjut Tumbuh Double Digit!

Pengeluaran pemerintah federal juga turun tajam sebesar 5,1%, menjadi penurunan terbesar sejak kuartal pertama 2022. Hal ini disebabkan oleh pemecatan pegawai federal, dampak dari program efisiensi pemerintahan Donald Trump.

Di sisi lain, investasi di Amerika tetap justru melonjak 7,8%, tertinggi sejak pertengahan 2023.

Penurunan PDB Amerika ini membuat dolar Amerika terkapar dan rupiah menguat.

Selama bulan April 2025, nilai tukar USD/IDR mengalami fluktuasi sebagai yang sangat tinggi akibat kebijakan ekonomi domestik maupun luar negeri. Perang tarif yang diluncurkan oleh Presiden Trump pada awal April lalu membuat rupiah sempat menyentuh  level di atas Rp17.000.

Pada hari ini, Rabu 30 April 2025, rupiah kembali menguat di kisaran Rp 16.500 atau sekitar 0,8%.

Penguatan rupiah terhadap dolar tersebut terutama disebabkan oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral Amrika, Federal Reserve.

Banyak analis memperkirakan tekanan terhadap PDB akan berlanjut dan Federal Reserve dapat mempertimbangkan pemangkasan suku bunga pada paruh kedua tahun ini guna meredam dampaknya terhadap perekonomian domestik.

Penurunan suku bunga acuan AS akan berdampak pada penguatan rupiah. Pada saat ini, Fed-rate berada di kisaran 4,25% - 4,5%. Sementara itu Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur 23 April lalu.

Sejak awal Januari hingga akhir April 2025, rupiah telah melemah hingga sekitar 2%.

Baca juga: IPCM Cetak Laba Bersih Rp 44,23 miliar di Q1 2025, Naik 14,85% YoY: Pelabuhan Ramai!

Professional content writer, copywriter, and owner of TokoKata. Passionate blogger and SEO enthusiast. Practicing my bachelor's degree in accounting at the Indonesian Stock Exchange.